Selasa, 31 Maret 2009 | 07:17 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Puluhan siswa kelas tiga SDN Sejahtera I, Kota Bandung, berhamburan keluar kelas ketika atap kelas mereka roboh, Senin (30/3) sekitar pukul 09.15. Padahal, bangunan itu baru saja selesai direhabilitasi dengan dana bantuan Pemprov Jawa Barat.
Tidak ada korban jiwa ataupun korban luka dalam peristiwa ini. Menurut Kepala SDN Sejahtera I, Supriyo, bangunan yang ambruk tersebut merupakan bangunan milik SDN Sejahtera IV. Bangunan tersebut selesai direnovasi sekitar dua minggu lalu. ”Dananya dari dana role sharing (dana pembagian beban perbaikan ruang kelas) senilai Rp 320 juta,” tuturnya.
Dana Rp 320 juta yang semestinya digunakan untuk merehabilitasi delapan ruang kelas, oleh pengelola SDN Sejahtera IV justru digunakan untuk merehabilitasi 13 ruang kelas dan bangunan pendukung. ”Dipakai juga untuk memperbaiki ruang perpustakaan, WC, dan rumah penjaga,” kata Supriyo.
Supriyo sendiri mengaku tidak bertanggung jawab mengelola dana itu. ”Kami (SDN Sejahtera I) hanya memakai kelas,” tuturnya.
Pembangunan ruang kelas ini menggunakan sistem swakelola. Artinya, mulai tahap perencanaan hingga pengerjaannya diserahkan ke pihak sekolah. ”Kami (dinas) hanya melakukan pengawasan,” tutur Kepala Bidang Pendidikan TK dan SD Dinas Pendidikan Kota Bandung Ende Mutaqin di lokasi.
Ia mengakui, sistem swakelola ini memiliki kelemahan, khususnya dalam proses konstruksi. Sebab, dinas tidak bisa campur tangan dalam hal teknis pembangunan. Sebelumnya peristiwa serupa terjadi di SDN Babakan Surabaya dan SDN Pasundan. Kedua sekolah ini juga tengah direnovasi dengan bantuan role sharing sistem swakelola. (Ant/yog)
Sumber: Kompas.Com
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/03/31/ 07171319/Atap.SD.Rubuh..Siswa.Kocar-kacir
Labels: Evaluasi Pembelajaran