BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan berarti pula investasi penanaman modal dalam bidang kemanusiaan serta pemberian bekal bagi peserta didik, karena keberhasilan pembangunan nasional tergantung dari kualitas sumber daya manusianya.
Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu bangsa dalam menghasilkan SDM yang berkualitas, maka konsep pendidikan yang harus diterapkan adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu menumbuhkan kemauan serta membangkitkan semangat generasi bangsa untuk menggali berbagai potensi dan mengembangkannya secara optimal bagi kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.
Untuk merealisasikan pendidikan seperti yang dimaksud diatas, maka usaha yang dilakukan pemerintah adalah menyelenggarakan pendidikan formal, yang dalam konkretnya kita kenal dengan lembaga sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, yang lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektifitas di dalam pemberian pendidikan kepada masyarakat Indonesia.
Ada berbagai macam kegiatan didalam sekolah itu sendiri, dari mulai proses perencanaan sampai evaluasi memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan mutu peserta didik. Namun di sini penulis akan membahas tentang UN yang merupakan salah satu bagian dari evaluasi didalam pendidikan formal dan sangat berpengaruh pada langkah berikut peserta didik. UN (Ujian Nasional) adalah bentuk dari tahap evaluasi akhir didalam pendidikan formal dimana siswa atau peserta didik akan diberikan test yang mana hasil test tersebut sangat mempengruhi langkah selanjutnya peserta didik tersebut dan juga sebagai gambaran dari sukses atau tidaknya peserta didik tersebut mengemban pendidikan formal disekolah.
Namun dibalik itu semua, UN ( Ujian Nasional ) memiliki banyak kontroversi tentang pelaksanaannya, dimana dalam pelaksanaan UN, standarisasi yang ditentukan tiap tahunnya berubah dan cenderung menjadi lebih tinggi. Disinilah polemik timbul di masyarakat karena standarisasi yang tinggi itu harus dapat dicapai oleh peserta didik agar dapat melanjutkan nya dan jika gagal tentu saja peserta didik itu harus mengulang kembali atau mengikuti ujian persamaan seperti Paket A untuk SD, Paket B untuk SMP dan Paket C untuk SMA. UN manjadi momok bagi peserta didik yang belum siap dan kurang menguasai materi yang di berikan pada proses belajar mengajar. Namun tidak terlepas dari tujuan UN yang sebenarnya adalah salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di negeri ini. Dan hal inilah yang menarik penulis untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan UN, khususnya di tingkat SMA. Karena di tingkat SMA inilah dapat kita lihat bagaimana peran UN dalam mengevaluasi mutu dan kualitas siswa sebelum melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi ataupun kedunia kerja nantinya.
Dan penulis memilih SMA Islam PB Soedirman sebagai tempat melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan SMA ini memiliki banyak daya tarik bagi penulis, dianataranya adalah lokasinya yang berada di tengah perumahan galaxi yang merupakan salah satu pemukiman terbaik di daerah bekasi, kemudian sekolah ini adalah sekolah islam swasta dan tentunya hal yang paling menarik minat penulis untuk melakukan penelitian disekolah ini adalah sekolah ini memiliki banyak prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Dan salah satu prestasi terbaiknya adalah jumlah kelulusan yang selalu 100% semenjak UN mulai di laksanakan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa perlu diadakan UN?
2. Bagaimana pelaksanaan UN yang sebenarnya di sekolah?
3. Apakah yang menjadi hambatan dalam pelaksaan UN?
4. Apakah hubungan UN dengan kinerja guru, proses belajar mengajar dan kompetensi dari peserta didik itu sendiri?
5. Dan bagaimanakah kesiapan sekolah, guru dan peserta didik dalam mengahdapi UN setiap tahunnya?
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah ada, serta hasil obeservasi penulis di SMA Islam PB Soedirman di Bekasi Selatan. Penulis membatasi permasalahan didalam makalah ini pada:
1. Persiapan SMA PB. Soedirman dalam mengahadapi UN
2. Target yang dipasang tiap tahunya oleh SMA PB Soedirman
3. Menemukan kendala dan solusinya dalam mengahadapi UN tahun ini di SMA PB Soedirman
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi dan pembatasan masalah, maka perumuskan masalah yang penulis ajukan adalah “Persiapan dan Pelaksanaan UN di SMA Islam PB Soedirman Bekasi Selatan”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :
1. Kesiapan SMA Islam PB Soedirman dalam menghadapi UN
2. Presentase kelulusan UN pada tahun-tahun sebelumnya
3. Sebagai bahan informasi tentang Pelaksaan UN di SMA
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut
1) Bagi sekolah
Menajadi masukan bagi kepala sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di dalam seklah untuk mencapai tujuan pendidikan
2) Bagi guru
Menjadi motivasi agar dapat memberikan yang tebaik bagi peserta didik
3) Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman yang berharga untuk dapat mengadakan penelitian dan membuka cakrawala berpikir serta dapat menambah wawasan dalam dunia pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Evaluasi Belajar
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Ujian Nasional, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari evaluasi belajar karena Ujian Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar karena memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menyerap pelajaran selama ini.
Evaluasi belajar menurut buku ”Evaluasi Pendidikan” karya Drs. H. Daryanto adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Guru, ataupun pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan maksud menilai apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan. Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Sedangkan pengertian dari evaluasi menurut Cronbach dan Stufflebeam yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, menyebutkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukkan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dan proses evaluasi bukan hanya sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Sedangkan, pendapat dari Suharsimi Arikunto sendiri menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai.
Menurut buku Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, karangan Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag. Evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat dalam interaksi edukatif, antara siswa dan guru pada suatu lembaga pendidikan, evaluasi juga tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik dari interaksi edukatif yang dilaksanakan. Penilaian atau evaluasi dilakukan secara terarah pada penentuan kualitas atau nilai sesuatu, jadi defenisi dari evaluasi yaitu, suatu kegiatan yang disengaja atau bertujuan, kegiatan ini dilakukan secara sadar oleh guru dengan tujuan memperoleh kepastian mengenai keberhasilan anak didik, dan memberi masukan kepada guru mengenai yang dia lakukan dalam pengajaran.
Dalam buku yang sama, ada pendapat lain yang dikemukakan oleh N. Sudirman, dkk (1991:241), Sudirman merumuskan bahwa penilaian atau evaluasi berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu, bila penilaian digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian pendidikan berarti suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan, yaitu sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi juga harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar, tapi juga yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik dari interaksi edukatif yang dilaksanakan.
Menurut buku Pengantar Evaluasi Pendidikan karangan Prof. Anas Sudjiono, secara harafiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation yang berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang berarti nilai. Adapun dari segi istilah, maka evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Menurut Bloom, evaluasi adalah ”Evaluation, as wee see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.” Artinya: Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
B. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi terdiri dari 2 macam:
1. Teknik non tes
Yang tergolong teknik non tes adalah :
a) Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Oppenheim mengatakan : Rating gives a numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
b) Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain.
Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi
• Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada :
1) Kuesioner langsung, jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh orang yang bukan diminta keterangannya.
• Ditinjau dari segi menjawab, maka ada :
1) Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilh.
2) Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
c) Daftar cocok (check list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang sudah disediakan.
d) Wawancara (interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Wawancara dapat dilakukan 2 cara, yaitu :
(1) Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
(2) Interview terpimpin, yaitu interviu yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
e) Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 3 macam observasi, yaitu :
(1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
(2) Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
(3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
f) Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.
2. Teknik Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan yang diberikan kepada individu yang mengikuti tes untuk mengukur pengetahuan, bakat, dan intelegensi atau suatu alat pengumpul informasi. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan 3 macam tes, yaitu :
a) Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
b) Tes formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.
c) Tes sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Dalam melakukan penelitian penulis mengambil SMA Islam PB Soedirman yang berlokasi di JL. Taman soka II Taman Galaxi Bekasi sebagai tempat melakukan Observasi dan Penelitian tentang persiapan sekolah tersebut dalam mengahadapi UN tahun 2009 ini. Adapun Penelitian dan tersebut dilakukan pada tanggal 16 dan 18 maret 2009
B. Responden dan Informan
Dalam melakukan Observasi dan Penelitian di SMA Islam PB Soedirman penulis meminta seorang guru yang bernama Ibu Dra. Hj. Asnawita yang merupakan staff bidang kurikulum sebagai nara sumber dalam mengumpulkan informasi tentang persiapan sekolah ini menghadapi UN. Selain dari seorang guru tersebut yang menjadi sumber informasi, penulis juga meminta beberapa orang siswa untuk dijadikan sampel dari populasi siswa di sekolah tersebut dalam proses penelitian dan observasi ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode survey dimana mengambil beberapa sampel dari siswa sebagai sumber data yang akan diolah. Kemudian peneliti juga menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi tentang persiapan Sekolah Islam PB Soedirman dalam mengahadapi UN tahun 2009 ini.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Penulis melakukan penelitian dan observasi disekolah ini untuk mengumpulkan data tentang persiapan Sekolah Islam PB Soedirman dalam menghadapi UN tahun 2009 ini. Dan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut adalah sebuah draft pertanyaan yang akan digunakan dalam metode wawancara dengan seoang guru.
Adapun instrument yang ditulis adalah sebagai berikut:
• mengapa perlu diadakan UN?
• Persiapan apa saja yang dilakukan sekolah ini dalam menghadapi UN?
• Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam persiapan pelaksanaan UN tahun ini?
• bagaimana solusi dari sekolah untuk mengahadapi kendala-kendala tersebut?
• Mata pelajaran apa saja yang di UN kan tahun ini?
• Bagaimana hasil kelulusan tahun lalu? Dan apakah hasil itu berpengaruh pada sekolah ini?
• Menurut pengalaman anda adakah perubahan perilaku siswa pada saat mengahadapi UN?
• Lalu apa harapan sekolah ini untuk UN tahun ini?
Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis di SMA Islam PB Soedirman pada tanggal 16 dan 18 maret 2009.
E. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan penulis adalah tehnik deskriptif Teknik ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada saat observasi di SMA Islam PB Soedirman Bekasi yaitu wawancara, karena dari hasil wawancara tersebut penulis mendapatkan informasi dari narasumber tentang pelaksanaan ujian nasional yang dilakukan pihak sekolah dan selanjutnya penulis menuangkannya dalam bentuk deskriptif. Dimana data-data yang ditulis berbentuk kata-kata bukan angka-angka.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ujian Nasional atau UN merupakan alat ukur standarisasi keberhasilan pendidikan secara nasional selain itu UN juga merupakan bagian dari proses evaluasi keberhasilan proses pendidikan disekolah ini. Jika hasil Ujian Nasional bagus maka evaluasi yang di lakukan dekolah tidak begitu banyak hanya menerapkan strategi agar kesuksesan ini dapat dipertahankan di tahun-tahun berikutnya. Namun jika hasil UN tidak sesuai dengan yang diharapkan maka peninjaun kembali terhadap kierja guru-guru dan mencari titik permasalahan kegagalan menjadi prioritas utama yang di lakukan sekolah dan setelah itu tentunya sekolah akan meningkatkan kinerjanya ditahun-tahun berikutnya.
Karena tidak bisa di pungkiri bahwa hasil UN akan sangat mempengaruhi pada reputasi sekolah dan penerimaan siswa pada tahun ajaran baru apalagi sekolah swasta seperti SMA ISLAM PB Soedirman ini yang sangat bergantung pada penerimaan siswa baru suntuk kelangsungan sekolah ini, maka sudah menjadi tugas setiap warga sekolah untuk menigkatkan kinerjanya agar setiap peserta didik dapat mengahadapi UN dan memperoleh hasil yang baik.
Tahun lalu siswa-siswi SMA Islam PB Soedirman lulus 100%, dan hasil itu menjadi modal bagi SMA ini untuk bersaing dengan sekolah-sekolah lain dan tentunya hal ini memberikan dampak positif bagi sekolah pada saat penerimaan siswa baru dimana semakin banyak calon siswa baru yang mendaftar sehingga persaingan untuk menjadi salah satu siswa SMA ISLAM PB Soedirman semakin ketat dan ini berpengaruh pada input yang masuk akan semakin baik dan berkualitas. Hal ini dikarenakan walaupun makin banyak para calon siswa yang mendaftar kami tidak menambah kelas yang sudah ada karena keterbatasan tempat dan ruangan.
Bagi setiap warga sekolah khususnya guru bidang studi mata pelajaran yang di UNkan, evaluasi tahap akhir ini merupakan suatu tantangan dan ajang kompetensi dengan guru sekolah lain dalam meraih prestasi dan memberikan nama baik pada sekolah.
1. Profil Sekolah
SMA ISLAM PB Soedirman adalah salah satu SMA Swasta terbaik yang ada di Bekasi, sekolah ini merupakan cabang dari SMA Islam PB Soedirman di Cijantung. Namun sekolah yang berlokasi dijalan Taman Soka II Taman Galaxi Bekasi ini sudah mulai melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajarnya pada tahun 1998 atau sekitar 11 tahun yang lalu dan selam perjalanan berdirinya sekolah ini, sudah banyak prestasi-prestasi yang diraih baik itu dibidang akademik maupun non akademik serta lulusan-lulusan yang telah berhasil di jenjang perkuliahan. Bahkan kini SMA ISLAM PB Soedirman telah menjadi salah satu SMA terfavorit di Bekasi hal ini ditandai dengan pemberian nilai akreditasi “A”(Amat Baik) oleh Depdiknas Jawa Barat pada tahun 2000 atau 2 tahun setelah sekolah ini berdiri.
Dan tentunya itu semua merupakan hasil dari kerja keras dari setiap guru dan warga sekolah dalam membangun citra sekolah yang baik dan menjadikan hal ini sebagai daya tarik tersendiri bagi lulusan SMP yang ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi dan itu pula yang menjadi alasan penulis untuk melakukan observasi tentang Ujian Nasional di SMA ISLAM PB Soedirman Bekasi.
Profil Sekolah
Nama : SMA ISLAM PB SOEDIRMAN BEKASI
Kepsek : Ir. H. Kusnaedi MM
Berdiri : 1998
Status : Terakreditasi A
Alamat : Jln Taman Soka II Taman Galaxi Bekasi
Telp : 021-82420150
Website : www.pangsud-bks.sch.id
Visi dan Misi
Visi : Membentuk sekolah Islam Unggul berwawasan Global
Misi :
a. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang optimal kepada peserta didik, orangtua dan masyarakat.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang efektif, dengan kualitas professional guru sesuai dengan bidangnya
c. Menggalang kerjasama dengan masyarakat dengan instansi yang terkait di dalam dan di luar negeri
d. Meningkatkan budaya disiplin, kerjasama, bersih dan tertib
e. Meningkatkan pembelajaran yang menyenangkan
f. Memiliki prestasi baik bidang akademik maupun non akademik ke tingkat nasional
g. Membentuk siswa yang memiliki aqidah yang benar, ahlak mulia, akal yang cerdas, dan amal yang shaleh
h. Melengkapi sarana dan prasarana pendukung KBM
i. Menghasilkan lulusan yang melanjutkan keperguruan tinggi favorit dalam dan luar negeri
j. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan budaya disiplin, kerjasama, bersih dan tertib.
Jumlah Rombongan Belajar di SMA Islam PB. Soedirman
Kelas X : 280 siswa
Kelas XI : 240
Kelas XII IPA : 80
Kelas XII IPS : 120
2. Proses Observasi
Dalam melakukan observasi di SMA ISLAM PB Soedirman penulis mendapatkan sambutan yang baik mulai dari petugas keamanan sekolah yang ramah dan siap memberikan informasi tentang lingkungan sekolah ini.
Setelah itu penulis dipersilahkan untuk bertemu dengan kepala sekolah yaitu Bapak Koesnadi untuk membicarakan maksud dan keperluan penulis datang kesekolah ini. Setelah itu kepala Sekolah memberikan izin kepada penulis untuk mewawancarai salah satu staf kurikulum yaitu Ibu Dra. Asnawita dan dengan beliau lah penulis mendapatkan banyak informasi tentang persiapan pelaksanaan UAN di SMA ISLAM PB Soedirman Bekasi.
I. Perencanaan Kegiatan UN
Sekolah ini melakukan persiapan semaksimal mungkin untuk mengahadapi UN, persiapan dilakukan tentunya untuk mencapai tujuan yang maksimal. Persiapan-persiapan yang dilakukan :
1. pada siswa :
a. memberikan Motivasi
dalam hal ini peran guru BK dan Wali kelas sangat di butuhkan Karena merekalah yang akan memberikan semangat dan memberikan gambaran tentang pelaksanaan UN nantinya.
b. bimbingan belajar tambahan
sekolah memberikan bimbingan belajar kepada siswa-siswa kelas XII yang akan menghadapi UN, dalam bimbingan belajar ini lebih berfokus pada materi pengayaan mata pelajaran yang akan di UN kan. Disini siswa akan dilatih dengan contoh soal-soal UN
c. try out
kegiatan ini dilakukan siswa setiap bulan sekali dan frekuensinya akan terus bertambah saat mendekati hari pelaksanaan UN, dengan sering nya diadakan try out diharapkan dapat memberikan dampak yang positif pada hasil UN para siswa.
Selain itu sekolah juga melakukan program khusus bagi siswa-siswi kelas XII, dimana pada semester genap atau semester terakhir para siswa kelas XII di fokuskan pada mata pelajaran yang di UN kan saja sehingga dengan demikian para siswa kelas XII dapat lebih fokus dan lebih menguasai materi yang akan di UN kan.
2. Pada Guru
Persiapan yang dilakukan guru adalah menyiapkan materi ajar yang sesuai dengan SKL atau Standar Kelulusan. Dengan ada nya persiapan materi yang sesuai dengan Standar Kelulusan maka itu akan memudahkan siswa dalam melakukan persiapan menghadapi UN. Selain itu guru-guru harus sering meng up-date informasi-informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan UN. Selain itu guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya sehingga materi itu dapat disampaikan dengan baik kepada siswa.
3. Pada Sekolah
Persiapan yang dilakukan pada sekolah lebih kepada kelengkapan sarana dan prasarana sekolah yang tentunya sangat bermanfaat untuk siswa belajar. Selain itu sekolah menyusun jadwal try out agar siswa dapat berlatih tanpa membuat siswa merasa jenuh dengan materi-materi yang diberikan. Selain itu sekolah juga selalu siap memnerikan informasi tentang pelaksanaan UN kepada siswa dan orangtuanya.
Ujian Nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 22, 23 dan 24 April 2009 mengujikan empat mata pelajaran. Jadwal tersebut lebih fleksibel dibandingkan UN tahun sebelumnya yang tidak memberikan UN susulan bagi peserta yang berhalangan hadir karena sakit.
Berikut ini adalah jadwal mata pelajaran dan juga waktu pelaksanaannya:
JADWAL UN SMA IPA
Senin, 20 April 2009
>> 08.00-10.00 Bahasa Indonesia (50 soal)
dilanjutkan dengan >> 11.00-13.00 Biologi (40 soal)
Selasa, 21 April 2009
>> 08.00-10.00 Bahasa Inggris (50 soal — 15 listening, 35 pilihan ganda)
Rabu, 22 April 2009
>> 08.00-10.00 Matematika (40 soal)
Kamis, 23 April 2009
>> 08.00-10.00 Fisika (40 soal)
Jumat, 24 April 2009
>> 08.00-10.00 Kimia (40 soal)
JADWAL UN SMA IPS
Senin, 20 April 2009
>> 08.00-10.00 Bahasa Indonesia (50 soal)
dilanjutkan dengan >> 11.00-13.00 Sosiologi (40 soal)
Selasa, 21 April 2009
>> 08.00-10.00 Bahasa Inggris (50 soal — 15 listening, 35 pilihan ganda)
Rabu, 22 April 2009
>> 08.00-10.00 Matematika (40 soal)
Kamis, 23 April 2009
>> 08.00-10.00 Geografi (40 soal)
Jumat, 24 April 2009
>> 08.00-10.00 Ekonomi (40 soal)
Pada tahun sebelumnya siswa yang berhalangan hadir dianggap tidak mengikuti ujian dan dianggap tidak lulus. Namun pada tahun ini, siswa yang berhalangan dapat mengikuti ujian susulan yang dijadwalkan dari tanggal 27 April – 1 Mei 2009.
II. Pengorganisasian Kegiatan UN
Struktur Organisasi Kepanitian dalam menghadapi UN adalah sebagai berikut
a. Penasehat : Ketua Yayasan Islam PB Soedirman
b. Penanggung jawab : kepala sekolah
c. Ketua pelaksana : wakil bidang Kurikulum
d. Sekertaris : dewan Guru
e. Bendahara : dewan guru
f. Anggota : dewan guru
Selain dalam kepanitian pengorganisasian yang dilakukan sekolah juga ditujukan pada pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan UN. Baik itu ruangan, alat, sampai transportasi. Dalam kegiatan ini kepala sekolah hanya sebagai pengarah kegitan saja sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancer. Selain itu kerjasama dengan pihak panitia dari luar seperti Kepolisian dan pengawas independent juga sangat dibutuhkan agar UN dapat berjalan dengan lancer.
III. Pengawasan Kegiatan UN
Pengawasan kegiatan kegiatan ujian nasional di SMA Islam PB Soedirman dilakukan dengan adanya pengawasan dari pihak luar seperti adanya tim independent pengawas dari sekolah lain dan pengawas dari Rayon.
Peran dari tim independent disini adalah untuk memantau pendistribusian soal sampai di sekolah tepat waktu termasuk menjaga kerahasiaan soal pengawas mengawasi pendistribusian soal sampai soal dibagikan kepada peserta ujian nasional.
Peran Pengawas dalam kegiatan UN adalah sebagai berikut:
• Memeriksa ruangan, biasanya pada hari pertama kondisi ruangan harus dalam kondisi di segel, dan hanya pengawas yang boleh membuka segel tersebut.
• Memeriksa kelengkapan siswa dan kondisi soal yang akan dibagikan, seperti memeriksa legitimasi siswa dan alat tulis serta kondisi soal yang harus masih dalam kondisi disegel sebelum dibagikan kepada seluruh siswa.
• Member pengarahan dan membacakan tatatertib kegiatan UN
• Mengawasi kegiatan UN didalm kelas agar UN dapat berjalan dengan baik.
• Memberikan tindakan langsung kepada siswa yang telah melanggar peraturan tatatertib dengan cara memberikan teguran atau sanksi langsung
• Mengumpulkan Soal dan jawaban dari siswa dan diberikan kepada tim independent.
• Mengisi berita acara.
Sementara itu, pada saat pelaksanaan UN di SMA Islam PB Soedirman, dipagar depan terlihat beberapa polisi berpakaian preman yang berjaga didepan sekolah untuk menjaga situasi agar lebih kondusif.
IV. Masalah-masalah dalam menghadapi UN
Kendala yang sekarang sering muncul adalah rasa pesemistis pada siswa-siswi semakin besar Karena banyak dari mereka yang berpikir bahwa standar UN tahun ini begitu tinggi dan mereka tidak percaya pada kemampuannya sehingga beberapa dari mereka terlihat jenuh dan pasrah dalam mengikuti program-program sekolah dalam persiapan mengahadapi UN.
Hal ini dikarenakan :
a. Peran orangtua yang kurang proaktif dalam mengawasi dan memotivasi anaknya dalam persiapan menghadapi UN
b. Tingkat stress yang tinggi karena adanya standar nilai kelulusan yang cukup tinggi
c. Masih banyaknya kegiatan siswa berada diluar kegiatan persiapan menghadapi UN
d. Banyak siswa yang hanya belajar dari sekolah saja
V. Upaya untuk mengatasi masalah UN
Untuk mengatasi masalah-maslah yang ada dalam persiapan menghadapi UN sekolah mencari beberapa solusi, diantaranya adalah
a. Para guru dan juga orangtua dituntut harus sering memberikan motivasi kepada para siswa sehingga mereka mempunyai semangat lebih untuk mengikuti UN. Namun
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para orangtua siswa dan mendiskusikan tentang pelaksanaan UN, sehingga orangtua ikut berperan penting dalam kegiatan UN
c. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan kurang, sekolah juga menyarankan agar mereka sering mengikuti kegiatan bimbingan belajar atau merekomendasikan tempat bimbingan belajar di luar sekolah yang memiliki kompeten yang bagus.
d. Membatasi peran Kelas XII dalam kegiatan Esktrakurikuler
e. Melakukan motivasi siswa secara rutin baik secara pendekatan Religi maupun pendekatan sosial
f. Sering mengadakan Try Out
g. Memaksimalkan kinerja guru, khususnya guru yang mengajarkan mata pelajaran yang di UNkan
Setelah melakukan wawancara dengan ibu Asnawita penulis melanjutkan observasi saya dengan mewawancarai beberapa siswa mengenai pendapat mereka tentang UN, dari 5 siswa kelas XII yang saya pilih secara random mereka adalah Aditya Mardi, Galih Pratama, Kartika, Khoirian, dan Dewi Putri. Sebagian besar dari mereka menganggap UN tahun ini sulit, dan mereka cenderung mengeluh pada pelajaran matematika yang mereka anggap memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dari mata pelajaran yang lain. Namun mereka semua optimis dapat melewati UN tahun ini dengan sukses. Selain itu penulis juga menemukan fakta bahwa sekitar 60% siswa di SMA ISLAM PB Soedirman juga mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah hal ini membuktikan bahwa sebagian besar para siswa begitu antusias dalam mempersiapkan diri menghadapi UN.
Presentase mata pelajaran yang tersulit menurut Siswa kelas XII IPA
• 30 % memilih matematika sebagai mata pelajaran yang tersulit
• 20 % memilih fisika
• 20 % memilih kimia
• 15 % memilih biologi
• 10% memilih bahasa inggris
• 5 % memilih bahasa Indonesia
Presentase mata pelajaran tersulit menurut Siswa kelas XII IPS
• 30 % memilih matematika dasar
• 25 % memilih ekonomi / akutansi
• 15 % memilih geografi
• 10 % memilih bahasa inggris
• 10 % memilih bahasa Indonesia
• 10 % memilih sosiologi
VI. Pengalaman mengikuti UN
Tanggal 16 mei 2006 menjadi hari penentuan segala usaha dan doa yang sudah dilakukan dihari-hari menjelang UN dan dihari inilah segalanya diuji karena bukan hanya kemampuan otak saja yang di uji, namun kemampuan mental juga menjadi bahan pertaruhan di 3 hari yang menetukan ini. Hari pertama dimulai dengan ujian Bahasa Indonesia, dengan posisi tempat duduk paling pojok belakang sebelah kiri dekat dengan jendela, penulis pikir ini menjadi anugrah untuk penulis. Namun ternyata dugaan penulis salah total karena pengawas yang mengawasi kelas kami memilih mengambil posisi tepat disebelah penulis dan ini membuat penulis menjadi tegang dalam mengerjakan soal-soal UN tersebut . Walaupun begitu penulis mencoba meyakinkan diri, bahwa penulis bisa menghadapi ini semua. Yah benar saja 1 jam berlalu hampir seluruh soal bahasa Indonesia sudah penulis kerjakan tinggal beberapa soal lagi yang saya tidak yakin untuk mengisinya dan jelas disini diuji pula keahlian penulis dalam mencontek. Satu soal, dua soal, tiga soal sampai aku keasikan mencontek dan tanpa sadar ibu pengawas sudah memperhatikan semua gerak-gerik penulis. Dan untung bener-bener untung si ibu Cuma memberi penulis teguran tanpa melakukan tindakan yang mengancam masa depan penulis , seperti mengambil kertas ulangan atau mencoret nama penulis dari daftar nama peserta UAN. Huff.. hari pertama berhasil dilewati dengan tegang namun untung nya semuanya berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan hari-hari berikutnya semua berjalan dengan lancar tapi menegangkan. Terutama hari terakhir disaat ujian ekonomi / akutansi penulis merasa mual karena tidak sempat sarapan, hasilnya konsentrasi untuk mengerjakan soal-soal hitungan menjadi sangat terganggu dan dengan sangat terpaksa penulis mengulangi kelakuan di hari pertama penulis dan untung nya semua berjalan dengan lancer. UAN telah selesai, suka cita menyambut berakhirnya hari yang sangat menentukan itu, tidak sedikit dari teman penulis yang menangis, entah karena terharu atau karena salah mengisi jawaban. Pokonya semua perasaan bercampur menjadi satu. Setelah itu kami dihadapkan pada hari-hari yang menegangkan dimana hampir selama sebulan penulis bertanya-tana apakah saya lulus?atau saya harus ikut paket c untuk melanjutkan kuliah?
Semua jawaban itu terjawab pada saat hari pengumuman, dengan perasaan yang sangat tegang, penulis membuka surat yang dikirim oleh pak pos. dan saya begitu terharu melihat hasil UNnya penulis lulus dengan nilai lumayan. Namun rasa suka cita itu sepertinya harus saya simpan dulu karena banyak teman-teman penulis khususnya dari IPA 2 tidak lulus UN. Dan ini menjadi pukulan sangat telak buat siswa-siswi angkatan 14 karena harus menerima kenyataan bahwa ada sebagian dari angkatan kami yang tidak lulus. Penulis ikut merasakan kesedihan teman-teman karena diantara mereka merupakan teman penulis pada saat kelas 1 dan 2. Namun disisi lain penulis bersyukur telah berhasil lulus dan menyelesaikan studi di SMA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pengolahan data pada BAB sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
sekolah memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam mengahadapi UN, dan disana terdapat pula peran guru yang sangat besar dimana hampir disetiap permasalahan yang timbul pada siswa guru harus bisa memberikan solusinya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi UN dengan maksimal.
Selain itu penempatan UN sebagai salah satu alat pengevaluasian kegiatan belajar mengajar dinilai sudah tepat namun terkadang kendala-kendala yang muncul dapat mengahambat persiapan sekolah, guru, dan siswa dalam mengahadapi UN.
Di dalam melakukan observasi di SMA ISLAM PB Soedirman, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja dari sekolah dan guru-guru sudah sangat baik hal ini dapat dilihat dari presentase kelulusan UN ditiap tahun yang selalu mencapai angka 100%, selain itu melihat dari program-program yang dilakukan sekolah untuk mengahadapi UN dapat dikatakan SMA ISLAM PB Soedirman begitu serius menyiapkan anak didiknya dalam menghadapi UN. Hal ini dikarenakan hasil UN juga sangat berpengaruh terhadap sekolah untuk bersaing dengan sekolah-sekolah lain dan khususnya dalam penerimaan siswa di tahun ajaran baru.
SARAN
Dengan keadaan yang seperti saat ini saya mengaharapkan eksistensi sekolah ini dapat terus terpelihara dimana menciptakan lulusan yang berkompeten sehingga tujuan dari pendidikan akan tercapai. selain itu menigkatkan motivasi kepada peserta didik dalam menghadapi UN merupakan adalah salah satu langkah penting dalam mempertahankan eksistensi sekolah ini. Para guru, hendaknya memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas, yaitu mengajar di sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan memanfaatkan sebaik-baiknya seminar, pelatihan dan lokakarya yang diharapkan dapat menambah wawasan guru serta meningkatkan keterampilan mengajarnya.
Peneliti lain, sebaiknya penelitian ini dapat dilanjutkan sebagai masukan dalam penelitian lebih lanjut, serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas lagi mengenal masalah tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugasnya atas pengaruhnya terhadap aspek-aspek lain dalam rangka menciptakan dunia pendidikan yang berkualitas, baik dari segi sistem maupun sumber daya manusianya.